Tahun 1942,
sekitar satu tahun setelah menyerang Pearl Harbor di Hawaii, Amerika
Serikat, Jepang mulai mengalihkan perhatiannya ke negara-negara Asia Tenggara.
Setelah menduduki beberapa kota lain di Indonesia, akhirnya mereka sampai ke
Yogyakarta pada tanggal 5 Maret 1942. Setelah mengusir tentara Belanda, Jepang
langsung membuat pos-pos pertahanan utama untuk menahan laju tentara sekutu
yang ingin merebut kembali wilayahnya di Indonesia. Salah satu pos pertahanan
tersebut masih bisa kita jumpai di Bukit Pundong, Kretek, lokasi berdirinya 18
gua pertahanan jepang yang menggambarkan suasana dari masa Perang Dunia II.
Udara segar
dari laut menyambut Yogyes ketika sampai di bukit yang sama, 73 tahun kemudian.
Sambil menapaki jalanan berliku, kami berusaha memacu motor menuju Kompleks Gua
Jepang tersembunyi di puncak Bukit Kapur Pundong yang terjal. Tempat ini
terkenal bukan hanya karena nilai sejarahnya, namun juga karena pemandangan
yang disebut-sebut sangat mengagumkan. Konon, kita bisa melihat seluruh pesisir
Pantai Parangtritis dan Pantai Depok dari lokasi ini, ditambah pemandangan
Perbukitan Menoreh dan kabupaten Bantul dari ketinggian.
Setelah
beberapa menit mendaki, kami pun sampai di kompleks Gua Jepang Parangtritis
yang cukup luas. Semak-semak berdaun kering menghiasi sebagian besar kompleks
seluas 12 hektar ini, ditutupi oleh beberapa pohon Jati (Tectona grandis)
yang tegak dan suara gemuruh ombak di kejauhan. Jalan aspal ternyata hanya
tersedia sampai di sebuah perempatan yang menjadi pintu masuk utama ke kompleks
tersebut. Selanjutnya, kami harus berjalan kaki menapaki jalan-jalan berbatu
untuk melihat seluruh gua yang ada di kompleks ini, masing-masing memiliki
desain dan view yang berbeda-beda.
Seluruh gua
di kompleks ini memiliki dinding abu-abu yang muram, ditambah suasana yang
lembab dan remang-remang membangkitkan kenangan dan atmosfir di waktu perang.
Suasana ini bisa kita gunakan sebagai latar pemotretan yang keren, baik untuk
fotografi model, landscape, atau pre-wedding. Bagi yang suka dengan gaya
army-look, tempat ini bisa menjadi lokasi yang cocok untuk merekayasa
suasana perang dalam foto yang kita ambil.
Nah, selain
menikmati suasana bungker perang dunia, di kompleks ini kita juga bisa
menikmati pemandangan yang menawan. Misalnya saja di gua nomer 10, berlokasi di
sisi selatan bukit yang menghadap langsung ke Pantai Parangtritis dan Pantai
Depok. Dari sini, kita bisa mengintip dengan jelas kawasan pesisir pantai yang
memanjang ke barat, beserta gulungan-gulungan ombak besar yang terus menghantam
daratan berpasir. Di belakangnya, kita bisa melihat hamparan sawah berbagai
warna yang nyempil diantara kawasan pemukiman. Suasana pun menjadi
semakin segar ketika angin laut bertiup sepoi-sepoi, menghilangkan rasa penat
setelah berjalan di atas jalanan berbatu yang keras.
Setelah puas
mengambil foto dan mengunjungi ke-18 gua yang ada, Yogyes pun memutuskan untuk
pulang. Dua ekor Elang-ular Bido (Spilornis cheela) memberi salam
perpisahan kepada kami dari langit yang tinggi, mengepak-ngepakan sayapnya
sambil bersuara keras. Entah apa yang mereka lihat dari atas sana, tapi yang
jelas tidak sama dengan pemandangan indah dan suasana ngeri yang kami rasakan
di bawah sini
Info dan
Tips
·
Lokasi: Bukit
Pundong, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Bantul, Yogyakarta
·
Tiket masuk : Geratis
·
Waktu Kunjungan : Setiap hari 24 jam
Sumber: Yogyes
Sumber: Yogyes
No comments:
Post a Comment